PLTAumumnya terletak di daerah berbukit di mana bendungan dapat dibangun dengan mudah sehingga akan menghasilkan reservoir air yang besar. Pada pembangkit listrik tenaga air, kepala air atau sumber sungai dibuat dengan membangun sebuah bendungan di area sungai atau danau, dimana dari bendungan tersebut maka air akan dialirkan ke turbin air. Denganmemanfaatkan sumber daya alam dan teknologi, kita bisa membuat pembangkit listrik dari masing-masing sumber daya alam yang bisa menghasilkan listrik. Misalnya membuat pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga angin/bayu (PLTB), pembangkit Pltamemanfaatkan sumber daya alam dengan cara membuat. Question from @Risky91 - Sekolah Menengah Pertama - Kimia 0 votes Thanks 0. zpradhitya Membuat kincir air untuk mnhasilkan tenaga listrik . 0 votes Thanks 0. More Answer. Risky91 December 2018 | 0 Replies . PLTA memanfaatkan sumber daya alam dari sungai dengan cara membuat Answer Vay Tiền Nhanh. EngineeringSource Air merupakan salah satu sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Salah satu penggunaan energi air yang sangat esensial adalah manfaatnya untuk menghasilkan energi listrik. Jumlahnya yang berlimpah menjadikan air sebagai salah satu sumber energi terbarukan. Di Indonesia sendiri, potensi energi yang dapat dimanfaatkan dari air adalah sebesar 45,379 MW dari total 75,091 MW energi yang terkandung.[1] Pemanfaatan energi air untuk menghasilkan energi listrik dilakukan dengan menggunakan teknologi bernama Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA. PLTA memanfaatkan aliran air untuk dapat memutar turbin. Mekanisme kerja PLTA cukup sederhana, yaitu memanfaatkan energi potensial dan kinetik air untuk menghasilkan putaran pada turbin. Air dikumpulkan pada suatu area reservoir yang berada pada ketinggian tertentu. Turbin yang menjadi komponen utama untuk menghasilkan energi listrik terletak di dalam bangunan powerhouse yang berada pada ketinggian yang lebih rendah dari reservoir. Saluran air penstock menghubungkan reservoir dengan powerhouse. Adanya perbedaan ketinggian antara reservoir dan powerhouse memungkinkan air mengalir di dalam saluran air dari reservoir menuju powerhouse. Di dalam powerhouse, aliran air dari reservoir tadi memungkinkan turbin air yang telah terhubung ke generator untuk berputar, listrik pun dapat dihasilkan. Setidaknya terdapat tiga proses konversi energi pada PLTA. Proses konversi energi dimulai dari energi potensial berhubungan dengan ketinggian dari air pada reservoir yang berubah menjadi energi kinetik translasi berhubungan dengan perpindahan saat air bergerak menuju powerhouse dalam saluran air. Kemudian energi kinetik translasi dikonversi menjadi energi kinetik rotasi berhubungan dengan putaran saat turbin berputar akibat dari pergerakan aliran air. Skema PLTA ditunjukan pada gambar 1. Skema PLTA Sumber Tennessee Valley Authority Dari kacamata asuransi, risiko PLTA, baik saat dalam fase konstruksi maupun fase operasional, tergolong ke dalam risiko dengan exposure yang tinggi high risk. Mengingat PLTA membutuhkan adanya perbedaan ketinggian antara reservoir dan powerhouse, daerah pegunungan menjadi tempat yang sangat cocok untuk lokasi PLTA. Seperti yang secara umum diketahui, daerah pegunungan merupakan daerah yang rawan akan kejadian alam seperti gempa bumi, tanah longsor serta banjir. Akibatnya, penutupan asuransi pada PLTA memerlukan proses underwriting yang ketat untuk memastikan TC penutupan asuransi sesuai dengan besar exposure yang ditanggung oleh asuransi. Kelebihan dan kekurangan PLTA dirangkum pada tabel berikut. Kelebihan Sumber energi terbarukan Tidak ada emisi karbon Biaya produksi listrik lebih rendah Kekurangan Biaya investasi awal tinggi Lahan yang diperlukan cukup besar Cukup jauh dari sumber beban Tabel 1. Kekurangan dan kelebihan PLTA Ilustrasi listrik. ©2020 - Hampir setiap hari manusia menggunakan tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak hanya untuk penerangan, listrik juga digunakan untuk beragam keperluan seperti mengolah data dalam perangkat, menghasilkan suara, dan lain sebagainya. Adapun energi yang biasa digunakan sehari-hari berasal dari listrik yang dihasilkan dari beragam metode, salah satunya ialah Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA.Meski kerap digunakan untuk keperluan sehari-hari, ternyata masih banyak orang yang belum mengetahui cara kerja PLTA. Seperti dikutip dari PLTA merupakan sumber pembangkit listrik yang menggunakan energi potensial dan kinetik dari air guna menghasilkan energi Indonesia sendiri, pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan dari bendungan yang sengaja dibuat untuk menghasilkan listrik. Bendungan menjadi salah satu sumber alternatif yang mampu menghasilkan listrik dengan jumlah besar, sehingga dapat mengaliri akses listrik ke rumah dan jalanan untuk penduduk yang jauh dari pembangkit listrik bagaimana cara kerja PLTA dan apa saja fungsinya? Simak ulasannya yang dilansir dari berikut ini2 dari 4 halamanMengenal Pembangkit Listrik Tenaga AirSeperti yang sudah diketahui, PLTA merupakan pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Ada beberapa komponen utama dari PLTA seperti bendungan, saluran pelimpah, gedung sentral, dan serandang begitu, pembangkit listrik tenaga air tak hanya terbatas pada air dari sebuah bendungan, namun juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak. Ada beberapa kelebihan dari pembangkit listrik tenaga air dibandingkan tenaga listrik lainnya, seperti mampu menyesuaikan dengan beban yang dibutuhkan, ramah lingkungkungan, dan tidak menyebabkan polusi.©2018 Vox dot comCara Kerja PLTACara kerja PLTA pada dasarnya untuk mengubah energi air menjadi energi listrik. Air menjadi sarana potensial yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin, lalu air yang ada di bendungan akan turun ke dalam lubang untuk memutar turbin. Perputaran turbin tersebut akan menghasilkan energi mekanik yang dikonversi melalui generator menjadi energi itu, cara kerja PLTA berikutnya akan diteruskan ke power suplay listrik dan akan disambungkan oleh kabel. Umumnya, kabel tersebut dibentangkan dan ditahan oleh sutet, lalu dibagi ke daerah atau diteruskan ke rumah penduduk. Selain itu, air yang sudah melewati turbin akan disalurkan ke sungai agar bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber dari 4 halamanKomponen PLTAAda beberapa komponen penting yang digunakan PLTA sehingga bisa menghasilkan energi listrik, antara lainBendunganSalah satu komponen PLTA yang paling utama adalah bendungan. Komponen ini berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin membutuhkan pasokan air yang cukup dan stabil. Tak hanya itu, bendungan juga berperan untuk mengendalikan banjir.©2020 berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Adapun pipa pusat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm. Sementara itu, ujung yang lain diarahkan pada cerobong dari 4 halamanTurbinFungsi turbin untuk mendorong dan memutar bolang-baling digantikan oleh air untuk memutar turbin. Langkah berikutnya, turbin akan mengkonversi energi potensial yang disebabkan gaya jatuh air menjadi kinetik. Tanpa turbin, cara kerja PLTA tidak akan merupakan sebuah alat yang dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga baling-baling turbin berputar, generator juga akan ikut berputar. Alat ini memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam generator, sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan timbulnya arus listrik TransmisiJalur transmisi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari PLTA ke rumah-rumah atau industri. Sebelum listrik dikonsumsi, terlebih dahulu tegangannya di turunkan dengan transformatir step down.[jen] Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber energy air sebagai sumber energy utamanya. Berdasarkan pengertian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa bahan bakar PLTA adalah air. Sumber energi air merupakan sumber energy alternative yang dapat diperbarui, karena air mengalir terus menerus mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Air yang bergerak dan mengalir akan menghasilkan energi, energi tersebut bergantung pada volume aliran beda ketinggian. Energi kinetic serta energi potensial dari aliran air sungai yang ditampung dalam waduk akan dialirkan melalui kanal melewati turbin, yang kemudian akan menabrak sudu-sudu pada turbin yang menyebabkan turbin berputar. Perputaran turbin akan menghasilkan energi mekanik. Energi mekanik tersebut dapat membangkitkan energi listrik dengan bantuan generator. Energi listrik yang berhasil dibangkitkan oleh tenaga air tersebut dikenal dengan istilah hidroelektrik. Figures - uploaded by I Gede Suputra WidharmaAuthor contentAll figure content in this area was uploaded by I Gede Suputra WidharmaContent may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free i Sistem Kontrol Terdistribusi pada PLTA DCS on PLTA By I Gede Suputra Widharma, ST. MT With I Made Adiswara Wirama 003 I Gede Apriana Aditya Gandi 039 I Kadek Yoga Palguna 047 TEKNIK OTOMASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BALI 2020 ii Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidyah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem Kontrol Terdistribusi PLTA ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas UTS yang telah diberikan oleh dosen pada mata kuliah Kontrol Terdistribusi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang DCS pada PLTA bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi pengetahuannya sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidan yang kami tekuni, dan dapat membuat kami menyelesaikan makalah ini. Kami juga menyadari masih banyak kekurangan yang ada pada makalah ini sehingga kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempuranaan makalah ini. iii Daftar Isi BAB I Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 1 Tujuan Pembahasan 1 BAB II Pembahasan 2 Pengertian PLTA 2 Klasifikasi PLTA 2 Kelebihan dan Kekurangan PLTA 4 Kelebihan PLTA 4 Kekurangan PLTA 4 Bagian-Bagian Utama PLTA 5 Bendungan 5 Pipa Pesat Penstock 5 Turbin 6 Generator 7 Transformator 7 Jalur Transmisi 8 Pembangunan PLTA 8 Proses Kerja dan Prinsip Kerja PLTA 10 BAB III Penutup 12 Kesimpulan 12 Saran 12 Daftar Pustaka 13 iv Daftar Gambar Gambar 1. Bedungan 5 Gambar 2. Penstock 6 Gambar 3. Turbin 6 Gambar 4. Komponen Generator Dalam PLTA 7 Gambar 5. Transformator Pada PLTA 7 Gambar 6. Jalur Transmisi 8 Gambar 7. Proses Kerja PLTA 10 1 H a l a m a n BAB I Pendahuluan Pada bagian ini akan menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan dari pembahasan yang makalah ini akan buat. Latar Belakang Sekarang ini energi listrik merupakan salah satu komponen yang penting dalam kehidupan. Dalam keseharian masyarakat banyak sekali aspek kehidupan, baik secara langsung maupun tidak langsung menggunakan energi listrik. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang semakin menigkat dari waktu ke waktu, dibutuhkan pembangkit tenaga listrik. Energi listrik dapat dibangkitkan dengan berbagai cara, salah satunya memanfaatkan air. Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Keberadaannya mampu memenuhi pasokan listrik masyarakat Indonesia selain yang berasal dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak dikembangkan, hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia selain digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi potensial. Dengan mengetahui system kontrol terdistribusi pada pembangkit listrik tenaga air maka dapat diketahui cara kerja dari awal sampai menjadi listrik dan disambungkan ke pln atau sumber listrik yang berada di sekitar PLTA. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan PLTA? 2. Apa saja kelebihan dan kekurangan penggunaan PLTA? 3. Apa saja bagian-bagian dari PLTA? 4. Bagaimana cara kerja atau sistem kontrol dan prinsip kerja PLTA? 5. Seperti apa klasifikasi PLTA? Tujuan Pembahasan 1. Dapat mengetahui apa itu PLTA 2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari PLTA 3. Mengetahui bagian-bagian yang membentuk PLTA 4. Mengetahui proses kerja dan prinsip kerja dari system kontrol PLTA 5. Mengetahui klasifikasi PLTA 2 H a l a m a n BAB II Pembahasan Pengertian PLTA Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber energy air sebagai sumber energy utamanya. Berdasarkan pengertian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa bahan bakar PLTA adalah air. Sumber energi air merupakan sumber energy alternative yang dapat diperbarui, karena air mengalir terus menerus mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Air yang bergerak dan mengalir akan menghasilkan energi, energi tersebut bergantung pada volume aliran beda ketinggian. Energi kinetic serta energi potensial dari aliran air sungai yang ditampung dalam waduk akan dialirkan melalui kanal melewati turbin, yang kemudian akan menabrak sudu-sudu pada turbin yang menyebabkan turbin berputar. Perputaran turbin akan menghasilkan energi mekanik. Energi mekanik tersebut dapat membangkitkan energi listrik dengan bantuan generator. Energi listrik yang berhasil dibangkitkan oleh tenaga air tersebut dikenal dengan istilah hidroelektrik. Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi pembangkitan tanaga listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu 1. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan atau salju. 2. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari topografi daerah tersebut. 3. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat beban atau jaringan transmisi. Klasifikasi PLTA 1. Berdasarkan Tujuan Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk mensuplai air, irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi utamanya yaitu tenaga listrik. 2. Berdasarkan Keadaan Hidraulik Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah memperhatikan prinsip dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis pembangkit yang menggunakan prinsip ini. Yaitu  Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang menggunakan kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari pengaliran air dan sungai.  Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam penampungan yaitu pembangkitan menggunakan konsep perputaran kembali air yang sama denagn 3 H a l a m a n mempergunakan pompa, yang dilakukan saat pembangkit melayani permintaan tenaga listrik yang tidak begitu berat.  Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun air laut menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas. Gambaran siklus air pasang adalah perbedaan naiknya permukaan air pada waktu air pasang dan pada waktu air surut. Air pada waktu pasang berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat disalurkan ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi tersebut. Air akan dialirkan kelaut pada waktu surut melalui turbin-turbin.  Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan sebuah sumber air yang besar seperti air laut yang masuk ke sebuah penurunan topografis yang alamiah, yang didistribusikan dalam pengoperasian ketinggian tekanan air untuk membangkitkan tenaga listrik. 3. Berdasarkan Sistem Pengoperasian Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai dengan permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem kisi-kisi yang mempunyai banyak unit. 4. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur. Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut diperlukan ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu tahun. Tanpa kolam penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam pengaliran keadaan normal. 5. Berdasarkan Lokasi dan Topografi Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran. Pembangkit di pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan di daerah dataran berupa tanggul. 6. Berdasarkan Kapasitas PLTA 1. Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan 100 kW 2. Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan 1000 kW 3. Kapasitas menengah PLTA sampai dengan 10000 kW 4. Kapasitas tertinggi diatas 10000 kW 4 H a l a m a n 7. Berdasarkan ketinggian tekanan air  PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari dibawah 15 m  PLTA dengan tekan air menengah berkisar 15 m – 70 m  PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar 71 m – 250 m  PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi diatas 250 m Kelebihan dan kekurangan penggunaan PLTA Kelebihan dari PLTA adalah sebagai berikut 1. PLTA tidak menimbulkan polusi udara. 2. PLTA ini cukup murah karena menggunakan energi alam. 3. PLTA memiliki efisiensi umur yang panjang. Peralatan PLTA yang mutakhir, umumnya memiliki peluang yang besar untuk bisa dioperasikan selama lebih dari 50 tahun. 4. Menghemat pemakaian BBM. Bahan bakar untuk PLTA ini adalah air yang sudah disediakan oleh alam. 5. Dapat mendorong masyarakat agar dapat menjaga kelestarian hutan sehingga ketersediaan air terjamin. 6. Pengembangan PLTA dengan memanfaatkan arus sungai dapat menimbulkan manfaat lain seperti misalnya pariwisata, perikanan, dan lain-lain. Sedangkan jika diperlukan waduk untuk keperluan tersebut dapat dimanfaatkan pula misalnya sebagai irigasi dan pengendalian banjir. Kekurangan dari PLTA adalah sebagai berikut Pembangkit listrik tenaga air digadang-gadangkan mampu menyuplai energi listrik hingga kepelosok daerah karena kebanyakan sumber air berada di pedesaan. Namun hingga kini pembangkit listrik tenaga air kurang direalisasikan karena memiliki kekurangan. Kekurangan PLTA adalah 1. PLTA membutuhkan banyak biaya,hampir semua PLTA merupakan proyek padat modal sehingga laju pengembalian modal proyek PLTA adalah rendah. 2. Masa persiapan suatu proyek PLTA pada umumnya memakan waktu yang lama. Semenjak proyek berupa gagasan awal sampai dengan saat pengoperasiannya, seringkali memakan waktu sekitar sepuluh sampai dengan lima belas tahun. 5 H a l a m a n 3. Secara alamiah PLTA sangat tergantung pada aliran sungai. Sedangkan aliran sungai tersebut sangat bervariasi, sehingga mempengaruhi kinerja pembangkit listrik tenaga air. Komponen - Komponen PLTA Gambar 1. Komponen Pembentuk PLTA Reservoir Reservoir/Penampung / Waduk adalah tempat jutaan meter kubik air yang akan diubah energinya menjadi energi mekanik penggerak turbin Gambar 2. Reservoir 6 H a l a m a n Bendungan Bendungan berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi. Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain Gambar 3. Bendungan 7 H a l a m a n Intake Intake atau pemasukan adalah fasilitas yang digunakan untuk mengambil air dari reservoir ke dalam saluran air. Intake terdiri dari  Pintu gate  Saringan filter Gambar 4. Intake Control Gate Control Gate atau Gerbang Kontrol adalah pengatur masuknya air ke dalam penstock yang menuju turbin. Control Gate dapat dibuka dan ditutup sesuai waktu operasi ataupun jika terjadi masalah pada turbin atau komponen lain. Gambar 5. Control Gate 8 H a l a m a n Pipa Pesat Penstock Pipa pesat berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara Air Vent setinggi 1 meter di atas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan rendah Low Pressure apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat start ½ inch. Gambar 6. Penstock Turbin Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin memiliki prinsip kerja yakni sebagai berikut gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air menggunakan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi potensial ke energi mekanik. 9 H a l a m a n Gambar 7. Turbin Generator Generator dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling turbin berputar, generator pun akan ikut berputar. Generator memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan timbulnya arus listrik AC. Generator disambungkan dengan transformator Step Up untuk menaikkan tegangan listrik sebelum listrik ditransmisikan. Gambar 8. Komponen Generator Dalam PLTA 10 H a l a m a n Transformator Berfungsi untuk mentransmisikan dan mengubah energy dari ukuran satu keukuran yang lain. Transformator yang digunakan adalah transformator step up. Karena digunakan untuk mengubah energi yang dihasilkan menjadi energi yang lebih besar dari ukurannya. Gambar 9. Transformator Pada PLTA Jalur Transmisi Berfungsi untuk mengalirkan energy listrik dari PLTA menuju konsumen listrikya itu rumah-rumah dan pusat industri. Sebelum listrik dikonsumsi terlebih dahulu tegangannya di turunkan dengan transformator Step Down. Gambar 10. Jalur Transmisi 11 H a l a m a n Outflow Gambar 11. Outflow Control Room Control Room adalah ruangan yang menjadi pusat pengawasan keseluruhan komponen PLTA sekaligus sebagai tempat pengontrol DCS dari PLTA. Gambar 12. Control Room 12 H a l a m a n Pembangunan PLTA Pembangunan PLTA diawali dengan pembangunan bendungan untuk mengatur aliran air yang digunakan sebagai tenaga penggerak PLTA. Bendungan tersebut dapat berupa bendungan beton atau bendungan beronjong. Bendungan perlu dilengkapi dengan pintu air dan saringan sampah agar mencegah masuknya endapan lumpur atau kotoran. Pembangunan bendungan lebih baik didasar sungai yang stabil dan aman terhadap bencana banjir. Pada daerah dekat bendungan dibangun intake bangunan pengambilan. Setelah itu dibuatkan saluran penghantar yang digunakan mengalirkan air dari intake. Saluran ini berupa saluran terbuka dan tertutup yang dilengkapi dengan saluran pelimpah yag diujungnya dibangun kolam pengendap yang berfungsi untuk mengendapkan pasir dan menyaring kotoran sehingga air msauk ke turbin relative bersih pada setiap jarak tertentu. Terdapat pula kolam penenang forebay juga dibangun untuk menenangkan aliran air yang akan masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa pesat penstock. Pipa pesat terbuat dari pipa baja yang dirol yang digunakan untuk mengalirkan air sebelum masuk ke turbin. Dalam pipa pesat, energi potensial air dikolam penenang diubah menjadi energi kinetik yang akan memutar roda turbin. Pipa ini harus didukung oleh pondasi yang mampu menahan beban statis dan dinamisnya. Pondasi dan kedudukannya dibuat selurus mungkin karena itu perlu dirancang sesuai dengan kondisi tanah. Batang pipa ditanam dan diredam dibawah tanah atau diletakkan diatas tanah dengan dukungan pondasi. Untuk penanaman batang pipa dalam tanah, maka topografi tanah dan sisa kelebihan dari pipa harus dipikirkan dengan baik. Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing ditempatkan dalam sebuah rumah yang terpisah. Tujuannya untuk menghindari masalah akibat getaran. Rumah turbin harus dirancang sedemikian rupa agar memudahkan perawatan dan pemeriksaan. Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki paaa bagian inlet. Didalamnya terdapat guidedvane untuk mengatur pembukaan dan penutupan turbin serta mengatur jumlah air yang masuk ke runner atau blede komponen utama turbin. Runner tersebut terbuat dari baja dengan kekuatan tarik yang tinggi yang dilas pada dua buah piringan sejajar. Aliran air akan memutar runner dan menghasilkan energy kinetik yang akan memutar poros turbin. Energi 13 H a l a m a n yang timbul akibat putaran poros kemudian ditransmisikan ke generator. Seluruh sistem ini harus balance. Turbin perlu dilengkapi casing pada bagian bawah sebagai pengunci turbin. Casing digunakan untuk mengarahkan air ke runner. Bantalan bearing terdapat pada sebelah kiri dan kanan poros yang digunakan untuk menyangga poros, agar dapat berputar dengan lancar. Daya poros dari turbin harus ditransmisikan ke generator agar dapat dirubah menjadi energy listrik. Turbin-turbin hidrolik, berhubungan erat dengan generator, fungsi utaamanya adalah mengubah energi air menjadi energi listrik. Air mengalir melalui turbin, memberi tenaga pada penggerak runner dari turbin dan membuatnya berputar. Energi listrik dari generator diatur dan ditransfer oleh main transformator agar sesuai dengan kapasitas transmission line tegangan daya. Setelah itu energi listrik yang dihasilkan dapat langsung ditransmisikan buat kabel pada tiang-tiang listrik menuju rumah rumah konsumen. Proses Kerja dan Prinsip Kerja PLTA Pembangkit listrk tenaga air pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air perdetik yang ada pada aliran air saluran irigasi, sungai atau air terjun, pengembangan tenaga air yang mengalir tergantung pertama-tama, pada volume aliran, dan kedua pada ketinggian yang mungkin tersedia. Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air head dan berapa besar jumlah air yang mengalir debit. 14 H a l a m a n Gambar 7. Proses Kerja PLTA Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas penampang kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan lebih kecil dari daya optimal karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal tidak dapat dibuat besar secara sembarangan karena laju air q yang melalui kanal tergantung dari laju pengisian air pada reservoir air di belakang bendungan. Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan, tergantung dari laju air yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering, ketinggian air pada reservoir dapat berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama musim hujan, ketinggiannya dapat naik kembali karena air yang masuk dari berbagai aliran air yang mengisi bendungan. Fasilitas pembangkit listrik tenaga air harus di desain untuk menyeimbangkan aliran air yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui sumber alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran air lainnya. 15 H a l a m a n BAB III Penutup Kesimpulan 1. Pembangkit listrik tenaga air adalah pusat pembangkit tenaga listrik yang mengubah energi potensial air energi gravitasi air menjadi energi listrik. 2. Konsep kerja pembangkit listrik tenaga air menggunakan tenaga memiliki oleh air untuk dapat beroperasi. 3. Cara kerja PLTA dengan cara mengubah energi potensial dari bendungan atau air terjun menjadi energi mekanik menjadi energi listrik dengan bantuan generator 4. Bagian-bagian utama dari PLTA berupa bendungan, pipa pesat penstock, turbin, generator, transformator, jalur transmisi. 5. PLTA memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan PLTA adalah cukup murah karena menggunakan energi alam. Namun hingga saat ini PLTA belum dapat direalisasikan karena biaya pembangunan PLTA yang mahal, karena tempat sumber air berada dipelosok daerah. Saran Saran yang dapat diberikan pada pembahasan ini adalah agar Indonesia dapat lebih memanfaatkan energi air, sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik masa depan. 16 H a l a m a n Daftar Pustaka 1. 2. 3. Suputra Widharma, IG, IN Sunaya, IM Sajayasa, IGN Sangka. Perancangan PLTS Sebagai Sumber Energi Pemanas Kolam Pendederan Ikan Nila. Jurnal Ilmiah Vastuwidya 3 2, 38-44 4. Suputra Widharma, IG, IN Sunaya, M Supriadi. 2019. Simulasi Pengendalian Kecepatan Putar Ceiling Fan Berbasis Arduino. Jurnal Ilmiah Vastuwidya 2 2, 58-63 5. Widharma, IGS, IN Sunaya. 2018. Studi Analisis Sistem Proteksi terhadap Petir pada Stasiun Pemancar TV. Logic Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi 17 2. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this research has been done in the larvae fish pond in Lumbung Village, Tabanan regency. Surya cell is device consists of solar cell, charge controller, and batterei that change sunlight to be electric. Fish like many living organisms have specific tolerant range of various environmental parameters, thus fish larvae ponds of specific types of fish species requires certain conditions that have to be reached. Larvae that have hatched, should be raised in a special place, when their ages are 5-7 days. And it becomes threat if in interval 3 – 4 weeks happen cold weather that make the larvae will be died. To avoid the cold weather occurs, warming can be done with heater or halogen lamps. Solar Energy is produced by the Sunlight is a non-vanishing renewable source of energy which is free from ecofriendly. The highest intensity of sunlight occurs at with the value of the intensity of sunlight is around - lumen and average power about 24 – 28 W. Monitoring and taking actions to maintain the habitat’s sustainable environment for certain larvae inside of fish larvae ponds. Halogen lamps give the warmth to the water with the intensity of the light in cash, so that the water temperature is located between 27 – 30 oC at the of round speed controlling to ceiling fan based on arduino microcontroller system as processor centre, and use two fototransistors as sensor, also some electronic components. Light sensors is used fototransistors that work based on different resistance value between light reflected and not reflected. When fototransistor did not get light will be send low level logics to microcontroller and will be processed as program. Then activised each ports of microcontroller and doing one by one simultaneously related how many people in that room automatically. Indonesia merupakan negara yang mempunyai potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya energi yang sangat berlimpah. Indonesia sebagai Negara dengan wilayah perairan yang luas, seharusnya mampu memanfaatkan potensi yang ada secara maksimal. Salah satu pemanfaatan sumber energi dari aliran air adalah pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA. Pembangkit Listrik Tenaga Air atau yang biasanya disingkat PLTA adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan air dengan mengubahnya dari energi potensial dan energi kinetik air. Pengertian PLTA menurut Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 54/M-IND/PER/3/2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagakerjaan adalah pembangkit yang mentransformasi energi potensial menjadi energi yang memiliki kecepatan yang dikenal dengan energi kinetik air sehigga menghasilkan energi listrik. Tidak hanya sebatas air dari sebuah air terjun dan waduk, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang mengeluarkan tenaga air dalam bentuk lain seperti halnya tenaga ombak. 2. Kelebihan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA PLTA sebagai pembangkit listrik yang mengandalkan potensi air mempunyai kelebihan-kelebihan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Kelebihan PLTA adalah sebagai berikut Respon PLTA dapat menyesuaikan dengan beban yang dibutuhkan dan responnya pun cepat. PLTA sangat cocok digunakan pada tipe peak di mana tipe ini untuk kondisi beban puncak yang besar dan digunakan pada saat terjadi gangguan jaringan. Pembangkit listrik ini merupakan energi yang ramah lingkungan, bebas dari karbon emisi, dan tidak menyebabkan polusi yang berakibat efek rumah kaca. Pembangkit listrik ini memiliki gas emisi yang lebih kecil dari pembangkit listrik lainnya. Menurut Laporan status tenaga Air tahun 2018 yang didapat dari situs intensitas emisi gas rumah kaca rata-rata sebesar 18,5 gCO2-eq/kWH. Tenaga air juga diklaim sebagai tenaga sumber listrik paling bersih dibandingkan sumber energi lainnya. Kapasitas output yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air lebih besar dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Teknologi yang ada di Indonesia pun mampu dikuasai dengan baik untuk PLTA. PLTA memiliki umur yang cukup panjang yaitu sekitar 50 – 100 tahun. PLTA dapat menjadi objek destinasi wisata air. Bendungan yang digunakan untuk PLTA dapat juga digunakan sekaligus untuk sarana wisata dan edukasi. Potensi wisata waduk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menghasilkan keuntungan ekonomi. Adanya PLTA mampu membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar sehingga meningkatkan perekonomian masyarakat. Air yang tertampung dalam bendungan dapat digunakan untuk keperluan lainnya selain untuk pembangkit listrik yaitu untuk irigasi dan cadangan air. Sebagai sumber irigasi, air yang terdapat dalam bendungan dapat dimanfaatkan untuk pertanian baik sawah maupun ladang di sekitar kawasan bendungan. Sebagai cadangan air, air yang tersimpan dalam bendungan dapat dimanfaatkan masyarakat ketika sedang musim kemarau tiba, dimana terjadi kekeringan pada mata air dan sumur. Air dalam bendungan dapat mengatasi masalah kekurangan air pada musim kemarau. [read more] 3. Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Di sisi lain, penggunaan PLTA juga mempunyai kekurangan dibandingkan pembangkit listrik lainnya. Kekurangan PLTA adalah sebagai berikut Pembangkit listrik ini membutuhkan investasi yang besar. Lahan yang digunakan cukup luas untuk pusat listrik dengan kapasitas listrik yang besar. Dengan adanya pembuatan bendungan air untuk PLTA, dapat mengakibatkan ekosistem sungai atau danau pada tempat tersebut terganggu. 4. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Prinsip kerja dari pembangkit listrik ini adalah pada dasarnya mengubah energi potensial atau energi gravitasi air menjadi energi listrik. Air yang telah dibendung menghasilkan energi potensial karena turun ke turbin oleh gaya gravitasi. Saat air mengenai turbin, energi potensialnya berubah menjadi energi kinetik dan menghasilkan kecepatan untuk memutar turbin dan diubah menjadi energi mekanik. Lalu turbin akan berputar dan menuruskan putarannya ke generator. Energi mekanik yang dihasilkan oleh turbin akan dikonversi oleh generator menjadi energi listrik. Listrik tersebut melalui power supply akan disambungkan ke kabel-kabel yang telah terhubung oleh pengguna. Kabel-kabel tersebut telah diatur pada sutet agar bisa meneruskan energi listrik ke konsumen yang akan dipakai untuk keperluan sehari-hari. Hasil sampingan dari pembangkit listrik ini berupa air yang seterusnya akan dialirkan ke sungai dan bisa kembali dimanfaatkan oleh warga. Sehingga dapat disimpulkan untuk efisiensi dan efektivitas dalam menghasilkan energi listrik adalah dengan meningkatkan energi potensial air yang akan memutar turbin lebih cepat sehingga menghasilkan energi listrik oleh generator. 5. Komponen Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA mempunyai beberapa komponen yaitu Bendungan, berfungsi sebagai penyimpan air dan energi. Selain itu bendungan digunakan untuk menaikkan permukaan air agar air dapat bergerak dan menghasilkan tenaga. Turbin, berfungsi mentransformasi energi potensial air menjadi sebuah energi mekanik. Turbin air terdiri dari beberapa jenis seperti turbin Kaplan, turbin Pelton, turbin Francis, dan lain sebagainya. Turbin air prinsipnya sama seperti kincir angin, yang membedakan hanya fungsi dorong angin untuk memutarkan turbin digantikan oleh tenaga air. Generator, berfungsi menghasilkan energi listrik dengan mengubah energi mekanik yang terjadi. Generator dihubungkan dengan turbin yang meneruskan putaran untuk mengonversi energi yang dihasilkan oleh turbin. Generator dan turbin saling terhubung oleh gigi putar sehingga ikut memutarkan generator. Perputaran tersebut juga berpengaruh sehingga memutar kumparan magnet yang terdapat di dalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC. Jalur Transmisi, berfungsi untuk menyalurkan listrik-listrik dari PLTA menuju rumah, industri dan tempat-tempat lainnya yang membutuhkan energi listrik. Namun, listrik tersebut harus diturunkan tegangannya oleh alat transformator step down sebelum digunakan untuk berbagai keperluan. 6. Daftar PLTA di Indonesia PLTA sudah diterapkan dan tersebar di seluruh Indonesia. Berikut daftar PLTA yang ada di Indonesia PLTA di Pulau Jawa PLTA Ubrug, berada di Jawa Barat yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 17,1 MW. PLTA Cibadak, berada di Jawa Barat PLTA Cikalong, berada di kecamatan Pangalengan, kabupaten Bandung, Jawa Barat yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas MW. PLTA Saguling, berada di Jawa Barat yang mempunyai total 4 unit dengan kapasitas 700 MW. PLTA Cirata, berada di Jawa Barat yang mempunyai total 8 unit dengan kapasitas MW. PLTA Jatiluhur, berada di Jawa Barat yang mempunyai total 7 unit dengan kapasitas 175 MW. PLTA Lamajan, berada di kecamatan Pangalengan, kabupaten Bandung, Jawa Barat yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas MW. PLTA Parakan Kondang, berada di Jawa Barat yang mempunyai total 4 unit dengan kapasitas MW. PLTA Jelok, berada di kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang mempunyai total 4 unit dengan kapasitas MW. PLTA Timo, berada di kecamatan Pringapus, kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 12 MW. PLTA Ketenger, berada di kecamatan Baturraden, kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 7 MW. PLTA Gajah Mungkur, berada di kecamatan Wonogiri, kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah yang mempunyai total 1 unit dengan kapasitas 12,4 MW. PLTA Sempor, berada di kecamatan Sempor, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 25 MW. PLTA Pejengkolan, berada di kecamatan Padureso, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 15 MW. PLTA Wadaslintang, berada di kecamatan Padureso, kabupaten Kebumen, Jawa Tengah yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 16,4 MW. PLTA Garung, berada di kecamatan Garung, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 26,4 MW. PLTA Mrica, berada di kecamatan Bawang, kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 184,5 MW. PLTA Kedung Ombo, berada di kecamatan Geyer, kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang mempunyai total 1 unit dengan kapasitas 23 MW. PLTA Sidorejo, berada di kecamatan Geyer, kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang mempunyai total 1 unit dengan kapasitas 1,4 MW. PLTA Klambu, berada di kecamatan Klambu, kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang mempunyai total 1 unit dengan kapasitas 1,1 MW. PLTA Mendalan, berada di Jawa Timur yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 23 MW. PLTA Siman, berada di Jawa Timur yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 10,8 MW. PLTA Giringan, berada di Jawa Timur yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 3 MW. PLTA Selorejo, berada di Jawa Timur yang mempunyai total 1 unit dengan kapasitas 4,48 MW. PLTA Karangkates, berada di Jawa Timur yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 105 MW. PLTA Wlingi, berada di Jawa Timur yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 54 MW. PLTA Lodoyo, berada di Jawa Timur yang mempunyai total 1 unit dengan kapasitas 4,5 MW. PLTA Sengguruh, berada di Jawa Timur yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 29 MW. PLTA Tulung Agung, berada di Jawa Timur yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 46 MW. PLTA Tulis, berada di Jawa Timur yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 14 MW. PLTA di Pulau Sumatera PLTA Peusangan, berada di kecamatan Silih Nara, kabupaten Aceh Tengah, Aceh yang mempunyai total 4 unit dengan kapasitas 86,6 MW. PLTA Sigura-gura, berada di kecamatan Pintu Pohan Meranti, kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara yang mempunyai total 4 unit dengan kapasitas 286 MW. PLTA Tangga, berada di kecamatan Pintu Pohan Meranti, kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara yang mempunyai total 4 unit dengan kapasitas 317 MW. PLTA Sipansihaporas, berada di Sumatera Utara yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 50 MW. PLTA Asahan 1, berada di Sumatera Utara yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 180 MW. PLTA Batang Agam, berada di Sumatera Barat yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 10,5 MW. PLTA Maninjau, berada di Sumatera Barat yang mempunyai total 4 unit dengan kapasitas 68 MW. PLTA Singkarak, berada di kecamatan Lubuk Alung, kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat yang mempunyai total 4 unit dengan kapasitas 175 MW. PLTA Tes, berada di Bengkulu yang mempunyai total 4 unit dengan kapasitas 16 MW. PLTA Musi, berada di Bengkulu yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 210 MW. PLTA Koto Panjang, berada di Riau yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 114 MW. PLTA Besai, berada di Lampung yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 90 MW. PLTA Batubegi, berada di Lampung yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 28 MW. PLTA di Pulau Kalimantan PLTA Riam Kanan, berada di kecamatan Aranio, kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 30 MW. PLTA di Pulau Sulawesi PLTA Tonsea Lama, berada di kecamatan Tondano Utara, kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 14,38 MW. PLTA Tanggari I, berada di kecamatan Tondano Utara, kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang mempunyai total 1 unit dengan kapasitas 17,2 MW. PLTA Tanggari II, berada di kecamatan Tondano Utara, kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang mempunyai total 1 unit dengan kapasitas 19 MW. PLTA Larona, berada di Sulawesi Selatan yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 165 MW. PLTA Balambano, berada di Sulawesi Selatan yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 130 MW. PLTA Karebbe, berada di Sulawesi Selatan yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 140 MW. PLTA Bakaru, berada di Sulawesi Selatan yang mempunyai total 2 unit dengan kapasitas 126 MW. PLTA Sulewana-Poso I, berada di kecamatan Pamona Utara, kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang mempunyai total 4 unit dengan kapasitas 160 MW. PLTA Sulewana-Poso II, berada di kecamatan Pamona Utara, kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang mempunyai total 3 unit dengan kapasitas 195 MW. PLTA Sulewana-Poso III, berada di kecamatan Pamona Utara, kabupaten Poso, Sulawesi Tengah yang mempunyai total 5 unit dengan kapasitas 400 MW. PLTA di Pulau Papua PLTA Genyem berkapasitas 20 MW memiliki 2 unit PLTA Baliem di Wamena berkapasitas 50 MW 7. Kapasitas Listrik yang Dihasilkan PLTA Potensi PLTA di Indonesia sebesar mega watt MW, namun dalam pemanfaatannya baru sekitar 6% saja yang digunakan atau sekitar MW. 8. Pengelola PLTA di Indonesia Pembangkit listrik ini merupakan peninggalan dari zaman penjajahan Belanda. Pengelolaannya juga dilakukan oleh salah satu anak perusahaan PLN yaitu PT. Indonesia Power. Salah satu yang dikelola oleh PT. Indonesia Power adalah PLTA Lamajan yang berlokasi di Bandung. Perusahaan Listrik Negara atau lazim dikenal dengan PLN adalah salah satu perusahaan BUMN. Sebelumnya, status perusahaan ini adalah Perum dan berubah menjadi Persero yang memiliki tugas untuk mengurus bidang kelistrikan di Indonesia. PLN bekerja dengan melaksanakan penugasan pemerintah untuk menjalani bisnis di bidang tenaga listrik dan mengupayakannya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, penggerak dalam kegiatan ekonomi, dan dilaksanakan dengan memperhatikan aspek-aspek ekologi. Perusahaan ini juga bertugas untuk menghasilkan keuntungan agar bisa berperan dalam kegiatan pembangunan dan melakukannya berpegang pada kaidah-kaidah Perseroan Terbatas. Sedangkan, PT. Indonesia Power adalah perusahaan yang juga bekerja di bidang kelistrikan dan salah satu dari anak perusahaan PT. PLN Persero. PT. Indonesia Power merupakan perusahaan yang dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan sebelumnya bernama PT. PLN Pembangkitan Jawa dan Bali I. Namun, untuk penegasan tujuan perusahaannya yaitu sebagai perusahaan pembangkit listrik yang independen dan berorientasi murni terhadap bisinis mengalami perubahan nama menjadi PT. Indonesia Power pada tanggal 8 Oktober 2000. Indonesia Power juga melakukan pengoperasian 12 Unit Jasa Pembangkitan, 5 Unit Pembangkitan, 3 Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan, serta 1 Unit Jasa Pemeliharaan. Unit Pembangkitan UP terdapat di 5 lokasi yang berbeda. Lokasi tersebut di Banten, Bandung Barat, Banjarnegara, Semarang, dan Bali. UP Saguling yang berada di Rajamandala Bandung Barat dan Mrica di Banjarnegara adalah unit pembangkit listrik yang mengoperasikan PLTA dan maing-masing terdapat sub unit sebanyak 8sub unit dan 15 sub unit dengan masing-masing kapasitas 797 MW serta 310 MW. UP Suralaya di Banten memiliki 7 unit PLTU dengan kapasitas 3400 MW. UP Semarang beroperasi menggunakan PLTG, PLTU, serta PLTGU dengan jumlah kapasitas 1409 MW yang berperan utama dalam kelistrikan Jawa dan Bali khususnya Jawa Tengah. Sedangkan UP Bali beroperasi dengan PLTDG dengan total kapasitas 557 MW dan jumlah 3 sub unit di Gilimanuk, Pesanggaran, serta Pemaron. 9. Peraturan yang Berkaitan dengan PLTA Dalam pengoperasiannya, pembangkit listrik ini juga diatur dalam peraturan serta undang-undang yang berlaku sebagai berikut. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi. Undang-Undang Nomor30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah Nomr 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara PLN menjadi Perusahaan Perseroan Persero. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Peraturan Menteri Pekerjaan Umumdan Perumahan Rakyat Nomor 9 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam Pemanfaatan Infrastruktur Sumber Daya Air untuk Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air/ Pembangkit Listrik tenaga Minihidro/ Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. 10. Masa Produktif PLTA Masa produktif pembangkit listrik ini terbilang cukup lama. Misalnya saja di PLTA Bengkok, Dago, Bandung yang sudah didirikan pada tahun 1923 dan merupakan PLTA tertua di Indonesia. PLTA ini memiliki mesin dengan performa yang masih maksimal. Masa produktifnya bergantung pada sumber daya air yang ada serta masa bendungan atau waduknya. Jika debit air mencukupi maka pembangkit listrik tersebut akan bekerja secara produktif. Sedangkan, pada musim kemarau produksi listriknya tentu akan berkurang. 11. Masalah Erosi dan Sedimentasi Erosi dan sedimentasi menjadi masalah utama dalam perencanaan dan pembangunan PLTA. Erosi dapat menyebabkan sedimentasi dan memenuhi bendungan atau sungai yang menurunkan volume air sebagai bahan untuk operasi PLTA contohnya pada Banjarnegara yang volume airnya hanya 25% di waduk Sudirman dan 75% adalah sedimentasi. Lainnya adalah Saguling yang terancam berhenti di tahun 2015 karena laju sedimentasinya mencapai 4,6 juta m3/tahun padahal waduk ini mampu menampung 4 juta m3/tahun. Sehingga perlu diatasi khususnya pada bagian hulu agar tidak terjadi sedimentasi yang dapat mengurangi sumber daya air bagi keperluan tenaga listrik. PLTA mampu menjadi cadangan energi nasional. Saat ini banyak negara mengandalkan energi batu bara sebagai sumber energi, padahal batu bara merupakan energi yang tidak dapat diperbaharui dan lambat laun sumber energi tersebut akan habis jika dieksploitasi secara terus menerus. Adanya PLTA membuat Indonesia mampu mencari sumber energi lain yang lebih berkelanjutan penggunaannya tanpa harus terus mengandalkan batu bara. Editor Mega Dinda Larasati [/read]

plta memanfaatkan sumber daya alam air sungai dengan cara membuat